Popular Post :
Home » » Maulid Nabi di Tengah Keprihatinan

Maulid Nabi di Tengah Keprihatinan

Kamis, 17 Februari 2011 | 0 komentar

Prof Dr Nur Syam, M.Si,
Peringatan Maulid Nabi Muhammad Saw sekarang ini rasanya agak berbeda dengan peringatan yang sama tahun lalu. Ini tentu saja terkait dengan banyaknya masalah yang dihadapi bangsa Indonesia. Ada masalah yang memang realitasnya seperti itu. Akan tetapi, juga ada masalah yang dikonstruksi di dalam kerangka memberikan citra yang kurang relevan dengan realitas empiris. 



Dewasa ini kita sebagai bangsa sedang memperoleh labeling yang kurang menyenangkan. Ada sejumlah tudingan bahwa di sana-sini terdapat kebohongan publik. Ada kebohongan persoalan kebebasan agama, politik, ekonomi, dan sebagainya. Bahkan, juga ada yang meramalkan, jika kasus-kasus yang mendera bangsa ini tidak ditangani secara serius, akan terjadi kerusuhan sosial berskala besar.




Kita tentu tidak ingin hipotesis tersebut terjadi secara empiris. Kita sebagai bangsa sesungguhnya sudah teruji dalam mengelola kerukunan, harmoni, dan keselamatan. Sebagai bangsa yang besar, indikasi kasarnya adalah jika bangsa ini bisa mengelola perbedaan dengan kecerdasan emosional dan spiritual. Jika kecerdasan emosional dan spiritual hilang, niscaya banyak persoalan di negeri ini. 



Kita menjadi tersentak dengan kekerasan atas nama agama yang terjadi akhir-akhir ini. Sayangnya, tidak ada yang bertanggung jawab terhadap kasus kekerasan ini. Semua menjadi diam. Andai ada keberanian, seharusnya di antara tokoh lalu ada yang menyatakan bertanggung jawab. Tokoh-tokoh yang menggerakkan kerusuhan juga raib ditelan bumi. Semua menghilang, takut ditangkap aparat. Padahal, jika memang ada keyakinan bahwa yang dilakukannya itu sesuatu yang benar, maka mestinya mereka menghadapinya dengan tegar.




Di dalam konsepsi Jawa dikenal ungkapan tinggal glanggang colong playu. Artinya, orang yang melarikan diri dari gelanggang perjuangan untuk menyelamatkan diri. Tokoh semacam ini biasanya disimbolkan dengan para ksatria Kurawa dalam lakon pewayangan Mahabharata. Semestinya mereka berani menghadapi kenyataan hukum, apalagi yang mereka lakukan berdasar keyakinan agama yang mereka anut. 




Bangsa ini sesungguhnya sedang menderita penyakit mentalitas menerabas. Yaitu, penyakit yang diakibatkan oleh keterkungkungan struktural selama bertahun-tahun. Pada zaman Orde Baru, memang pemerintah sangat ketat dalam mengawasi kelompok mana pun yang bisa melakukan makar. Pemerintah tidak segan melakukan tindakan militeristik untuk menumpas berbagai gerakan yang dianggap sebagai lawan politiknya.




Akan tetapi, pada era Orde Reformasi, semua ingin berebut tampil di permukaan melalui cara instan. Mereka mengatasnamakan apa saja untuk mencapai tujuan. Bisa saja ideologinya berbasis kiri atau kanan dan juga instrumennya yang bervariasi. Ada yang menggunakan medium kesenian, simposium, temu kader, pelatihan, dan demonstrasi. Ada yang menggunakan cara yang santun, ada juga yang menggunakan cara kasar atau bahkan keras. Bahkan ada yang mengatasnamakan agama untuk melakukan tindakan kekerasan.




Padahal, kehadiran Nabi Muhammad Saw sesungguhnya adalah untuk menjadi obor dan pelita di dalam kegelapan. Obor dan pelita itu adalah Islam yang rahmatan lil 'alamin. Islam yang memberi kedamaian bagi seluruh alam. Maka, memperingati Maulid Nabi Muhammad, seyogianya adalah dengan meneladaninya dalam menghias dunia dengan kedamaian, ketenteraman, dan kesejahteraan.




Kita semua tentu berharap dunia yang nirkekerasan. Sebab, sesungguhnya kita jualah yang akan menciptakan dunia ini aman atau tidak. Jika kita mencontoh Nabi Muhammad Saw, sesungguhnya yang harus dilakukan adalah menjadi orang yang mengedepankan dunia nirkekerasan. 




Karena itu, marilah kita teladani Nabi Muhammad Saw di dalam kesabarannya. Penyelesaian masalah bisa dilakukan tanpa kekerasan. Wallahu a'lam bi al shawab.








Sumber : http://www.suarakarya-online.com/



Share this article :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Sebelum anda berkomentar silahkan jelajahi dulu web kami dan baca artikelnya, setelah itu baru anda bebas berkomentar asalkan tidak berbau spam.

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. JURUSAN PMI - All Rights Reserved
Template Modify by Creating Website
Proudly powered by Blogger